Bulan Ramadhan mungkin telah berlalu, tapi bukan berarti semangat beribadah dan beramal harus ikut berhenti. Justru, bulan Syawal adalah waktu yang tepat untuk menjaga konsistensi kebaikan yang telah dibangun selama Ramadhan. Jangan sampai amal ibadah yang selama ini sudah susah payah dilakukan, berhenti begitu saja hanya karena suasana Ramadhan telah usai.
Syawal adalah bulan yang membawa banyak keberkahan. Salah satu amal yang dianjurkan di bulan ini adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Selain itu, amalan seperti sedekah, membaca Al-Qur’an, dan menjaga salat tepat waktu juga sangat dianjurkan untuk terus dilakukan. Ini adalah momen penting untuk membuktikan bahwa ibadah kita bukan hanya karena suasana, tapi benar-benar lahir dari hati yang ingin dekat kepada Allah.
Banyak orang merasa kehilangan semangat setelah Ramadhan berakhir. Padahal, Syawal bisa menjadi batu loncatan untuk menjaga ritme ibadah yang telah terbentuk. Coba bayangkan jika setiap kebaikan yang dilakukan di bulan ini menjadi kelanjutan dari amalan Ramadhan, tentu nilai ibadah kita akan semakin besar di sisi Allah.
Tidak perlu muluk-muluk. Mulailah dengan amalan kecil namun konsisten. Misalnya, rutin bersedekah setiap Jumat, membantu orang tua, atau menyisihkan waktu untuk mengaji setiap hari meski hanya beberapa menit. Yang terpenting adalah menjaga niat dan terus melangkah dalam kebaikan. Karena amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten, walaupun kecil.
Jadi, jangan hentikan amalmu di bulan Syawal ini. Jadikan Syawal sebagai momentum untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama. Ramadhan boleh berlalu, tapi semangatnya harus tetap hidup di hati kita sepanjang tahun.